Pertama kali berkunjung kerumah saudara naik pesawat

Berkunjung ke rumah saudara. Sejak kecil saya berkeinginan mengunjungi saudara yang ada di sebrang.  Orang tua yang setiap hari sibuk disawah dan merawat hewan pemelihaan sehingga mustahil untuk ditinggal.  Kebetulan ada saudara kami yang menuntut ilmu di tanah Jawa. Yang berada di pondhok pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo.

Setelah melakukan ujian dan sudah dinyatakan lulus dia menginginkan untuk pulang ke kampungnya. dia mengajak saya untuk menemaninya karena belum berani untuk pulang sendiri.

Saya berfiki-fikir seandainya saya menolak kapan lagi saya bisa mengunjungi saudara yang disana. Saya coba izin kepada orang tua, beliau sebenarnya mengizinkan tetapi untuk biaya kesananya tidak ada. Kebetulan waktu itu saya juga lagi bekerja, sebagian gaji itu saya sisihkan untuk membeli tiket.

Setelah dihitung-hitung ternyata uangnya masih kurang. Saya coba konsultasi kepada sama kakak, alhmdulillah dia mau membantu memblikan tiket.

Akhirnya kami cepat-cepat menentukan hari karna waktu itu keburu masuk bulan ramadhan.

 

Membingungkan !

jpeg;base64

Diwaktu yang singkat kami segera mencari informasi tentang tranportasi yang murah. Sebelum mencari tiket sebenarnya kami disarankan untuk naik bis saja. Kami berfikir seandainya naik bis dan perkiraan nanti sampai dibulan ramadhan. Sehingga dari pihak sana meminta kalu bisa sebelum puasa sudah sampai di Jambi.

Kami memutuskan naik pesawat, yang lebih cepat. meskipun tiketnya dua kali lipat dari bis.

Paginya kami sudah fiks dengan keputusan itu, pada siangnya kami langsung mencari tiket.

Kami memilih mencari tiket di Ponorogo karena dari segi harga lebih murah dari lingkungan kami.

Akhirnya kami mendapatkan tiket dan waktunyanya pun pas seperti yang kami harapkan.

Besoknya kami ditelvon dari pihak loket untuk datang di tempatnya. ternyata jadwal penerbangan kami mau diundur, seandainya tidak mau harus membayar uang tambahan. Kami tidak mau dengan revisi itu, dan akhirnya kami memilih mencari loket lain.

Beberapa jam kami berputar-putar Ponorogo, kami bertanya ke salah satu loket yang dekat dengan terminal. Sebenarnya awalnya saya sudah pernah kesitu, pas ada promo. Karna kami ingin membandingkan yang lain kami masih labil untuk mengambil. Dan setelah kembali tiketnya ternyata sudah di booking oleh orang lain sehingga kami memilih yang biasa saja.

Dan setelah kami bandingkan antara loket yang pertama dan kedua ternyata lebih murah yang kedua. kami langsung membooking tiket tersebut.

Sempatkan waktumu untuk ngopi

kopi sejuta inspirasi

Kami berangkat pada malam hari kisaran jam 22.00 yang sebelumnya kami sudah mempunyai perjanjian untuk nunggu di Dolopo. Kami memilih tempat halte terdekat dari rumah. karena dari teman saya ada yang ingin menghantarkan.

Sebelum bis datang kaami sempatkan untuk ngopi (ngobrol perkara iman). Pebahasan itu kami bincangkan dipinggir jalan sambil menikmati hidangan secangkir kopi sebagi pelengkap. Jalan yang ramai dipenuhi anak club motor sekaligus menambah sensasi suasana.

Tunggu kami di pulau sebrang

siap meluncur

Rasa ngantuk yang kami tahan, harus turun dari travel. Memang kami lakukan karena kami telah tiba dibandara Juanda Surabaya. pesawat yang kami gunakan pesawat citilink. Ternya sampainya disana kami harus menunggu jadwal penerbangan kurang lebih 2 jam an.

Itu pertama kalinya kami naik pesawat. Banyak tahap-tahap an yang belum kami ketahui. Bertanya ke petugas solusi akhir kami agar tidak ada kesalahan dalam penerbangan. Dari pihak petugas menyarankan agar mengikuti tanda-tanda yang ada didinding.

Sebelum naik ke pesawat semua berkas dicek terlebih dahulu. Barang yang dibawa juga diperiksa menggunakan alat elektronik untuk menjaga kenyamanan dalam pesawat.

Setelah beberapa waktu akhirnya ada pemberangkatan untuk arah Jakarta. Didalam pesawat sudah disediakan tempat duduk yang sesuai nomer yang ada di tiket yang dibantu oleh Pramugari.

Sebelum terbang ada pembacaan peraturan ketika pesawat sudah mulai terbang. Salah satunya tidak boleh menyalakan sinyal hp, itu sangat mengganggu pilot dalam masa pencarian GPS.

Ternyata dalam pesawat yang kami tumpangi ada pembagian snack. Minimal itu bisa mengganjal perut kami yang belum makan sama sekali.

Pemandangan diatas awan sangatlah indah, tetapi kami tidak menyempatkan berfoto. Hanya bisa bisa memandang secara nyata dan  bersyukur ternyata Allah menununjukkan kepada kami nikmat yang begitu luar biasa. Dan menyangka akhirnya saya bisa naik pesawat.

Transit di Jakarta

Waktu yang sangat menjenuhkan saat tiba dibandara Jakarta kami harus menunggu pesawat yang penerbangannya arah jambi.

Untuk arah jambi kita harus transit terlebih dahulu di Jakarta. Kami harus menunggu lama di bandara Soekarno Hatta, sejak dari 8 pagi hingga jam 13.00.

Sangatlah membosankan, ingin beli makan juga piker-pikir dahulu. Karna dibandara semua mahal, kami merelakan untuk tidak beli makanan. Tetapi beruntungnya kami membawa jajan yang kami beli pada saat di rumah.

Karna saya mabuk dalam perjalanan rasa makanan yang masuk kemulut rasanya tidak enak. Saya memilih minum sprit saja. Dengan waktu yang cukup lama kami juga hingga menyempatkan tidur diatas kursi. Suara speker yang keras sangat mengganggu tidur kami yang nyenyak.

Setelah jam pemberangkatan tiba kami langsung menuju jalan untuk menuju ke landasan pesawat. untuk menuju ke pesawat kami dinaikkan di bus untuk mengondisikan penumpang sekaligus agar mempercepat waktu penerbangan.

Setelah semua sudah menempati posisi duduknya , pesawat pun meluncur ke tempat yang kami tuju.

Selamat datang kota Jambi

jpeg;base64

Alhamdulillah akhirnya kami tiba di Bandara Sultan Thaha Jambi dengan selamat. Setelah turun dari pesawat kami mencari koper yang kami bawa. Setelah semuanya selesai kami menunggu didepan untuk menunggu jemputan .

Ternyata mobil yang mau jemput kami harus diservise sehingga kami pun harus menunggu yang cukup lama.

Koper yang kami bawa selalu taruh dikasih disamping duduk. Untuk mengantisipasi adanya calo yang melakukan seenak sendiri.

Yang ditunggu-tunggu telah sampai, kami langsung naik. Karna jarak antara bandara dengan empat yang kami tuju terlalu jauh. Kami sempatkan untuk tidur kembali .

Dalam mobil saya merasaaneh ketika memperhatikan lingkungan yang ada. Dipinggir jalan rata-rata dikelilingi oleh pohon sawit dan pinang (jambi).

Aktivitas

Awal saya ketemu dengan lingkungan dan bentuk rumah sekitar sangatlah aneh buat saya.  Bahasa yang dipakai saya juga belum bisa memahami perlu adaptasi.

Air yang dipakai mandi pun air parit, warnanya coklat seperti air teh. Tetapi untuk air minum penduduk setempat menggunakan air hujan. Jadi setiap rumah mempunyai banyak tempat penampung untuk mengantisipasi kemarau panjang.

Disana saya juga diajari untuk memetik buah pinang, tidak susah. Hanya dikait pakai bamboo panjang. Setelah semua berkumpul pinang dibelahi dan dijemur. Menjemur pun membutuhkan waktu tiga hari untuk mempermudah ketika mencukilonya.

Ada juga yang langsung dikelupas tanpa dijemur. Harga jualnya lebih murah dari pada yang dijemur dahulu.

Mancing adalah hobi saya semasa kecil tetapi ketika disana ada teknik sendiri untuk memancing ikan. Kail yang digunakan juga berbeda yang ada dirumah. Ketika itu kami memancing ikan kuthuk, butuh kesabaran yang tinggi.

Menelusi sepanjang parit untuk mendapatkan ikan. Mayoritas orang sana kurang menyukai ikan yang didapatnya kecil. Seandainya mendapatkan ikan kecil katanya mending tidak dibawa pulang.

Saya disana juga ikut membantu mebncarikan rumput sapi. Karna saudara saya juga memelihara sapi, tetapi tidak setiap hari mencarikan rumput. Sapi disana bamnyak yang dilantarkan untuk meencari makan sendiri.

Karena saudara dari bapak saya banyak disana dan tempat nya mencar-mecar. Sehingga saya harus mengunjungi satu persatu untuk menyampaikan kabar dari tanah Jawa.

Tempatnya pun sangat jauh dari tempat yang saya tinggali. Butuh waktu satu jam untuk sampai disana. Tapi tidak mengapa karena disitu memang banyak yang

Main ke Kuala Tungkal

tempat ngabuburit kami

Waktu itu sudah memasuki bulan ramadhan kesibukan pun berkurang tidak seperti di rumah. sehingga kami mencari kegitan sekaligus menunggu waktu buka. Saya diajak saudara pergi ke pasar, yang berada di kota. Tetapi pasar yang yang disana bberbeda yang ada disisni.

Pasar disana dekat dengan  laut sehingga untuk ngabuburit kami menyempatkan untuk menikmati puasa di pinggir laut.

Di tempat itu kami menunggu lantunan adzan, sambil melihat para nelayan pulang dari sebrang. Nyanyian walet terdengar ditelinga kami mengangu kami ketika menimati suasana terseebut. Ada juga anak-kecil berenang di samping jembatan itu.

Ketika malam jembatan itu dipenuhi lampu yang sangat bagus, sayangnya ada sebagian lampu yang mati. Mungkin karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat.

____________

Itu tadii sedikit pengalam saya selama berkunjung ke rumah saudara yang ada di sebrang, masih ada kelanjutan dari cerita ini. Simak episode selanjutnya !!!!

Leave a Reply

%d bloggers like this: